Dokter Ciliknya Mama

Ngiri deh sama Nayla, mau nari ada guru tari di sekolah, mau olahraga, main angklung atau nyanyi juga ada di sekolah.

Bahkan mulai tahun 2017 Program Dokcil (dokter kecil), yang sebelumnya sempat vakum, mulai diadakan kembali.

Coba zaman saya SD dulu, hanya ada paskibra, paduan suara dan melukis pakai kain batik (eh itu sih lumayan juga ya buat zaman dulu). 

Tapi tidak ada program jadi dokter atau polisi kecil. Walaupun eke takut sama jarum suntik,  tapi seru kayaknya kala itu jadi dokter. 

Makanya senang banget ketika Nayla bilang dia mau ikut program Dokcil. Diizinin dong pastinya.

Mereka diberi pelatihan selama 3 hari, oleh beberapa dokter dari puskesmas setempat.  
Anak-anak ini diberikan pelatihan singkat, bagaimana menanggulangi sakit ringan yang sering terjadi sama teman-temannya, seperti pusing, luka terjatuh atau mungkin mimisan.
Dokter favorit mama

Anak-anak ini setelah pelatihan dan di lantik diberi tugas piket bergantian tiap hari di UKS, dengan di dampingi salah satu guru.

Mereka piket ketika pagi sebelum masuk kelas dan istirahat. Nay mama ini kalau piket makan bekalnya di UKS. 

Tentunya pakai seragam dokcil baju putih, rok panjang putih dan topi biru. Bukan topi merah Pizza Hut hi...hi....

Dan menjelang pelantikan, seusai pulang sekolah para Dokter Kecil ini juga latihan mars Dokcil dan beberapa lagu lainnya di sekolah. 



ketika pelatihan dokcil, gabungan mawar dan melati
Latihan mars Dokcil
Terbayang dong, anak mama yang apa-apa pingin tau ini senang banget kalau bisa ngobatin temennya. 

Bahkan ketika saya terluka kena pisau langsung dia ambil tensoplas simpanan dia. Tensoplas unyu-unyu. πŸ˜‚
Apapun pekerjaan dia setelah dewasa nanti, ilmu dan pengalaman Nayla jadi Dokter Cilik ketika masih sekolah dasar ini, walaupun hanya sedikit akan jadi pengalaman yang tidak terlupakan ya nak.πŸ’—πŸ’—πŸ’™πŸ’›πŸ’œ
nyelib diantara guru 4 mawar ibu Riris Azqia  dan mama2 4 mawar  

Komentar