Bullying atau bahasa Indonesianya perundungan ini,
pernah dialami anakku Nayla, ketika dia
masih berumur 6 tahun lebih dikit, pas
baru duduk di kelas satu SD.
Masih kecil memang, tapi Nayla ini kan bawel banget persiiiiiis…. Emaknya☺, jadi apa saja dia ceritain. Bahkan sebelum copot sepatu, kalimat pertama dia, “Mama tau gak….”.
Kejadian waktu itu teringat kembali, apalagi soal bully ini sekarang lagi marak kan, dan saya ingin berbagi cerita, juga untuk menanggapi tulisan mak Nia haryanto di Web KEB.
http://emak2blogger.com/2017/08/22/waspadai-bullying-pada-anak/
Nah hari itu (4 tahun yang lalu) dia cerita, kalau dia sering banget didorong
atau dijegal kakinya sama cewek, kakak
kelas 6.
Salah satu alasannya (menurut nayla) karena dia pakai
bando dan kacamata bolong yang modelnya unyu-unyu ada pink, hijau atau putih.
Karena kakak kelasnya selalu bilang, “Gak usah sok cantik
deh”, sambil nyolek muka dia.
Aduuuh Nayla itu kan masih kecil, pedenya tinggi, gak pemalu, dan dia sudah biasa begitu dimana saja, bukan mau sok sok-an.
Aduuuh Nayla itu kan masih kecil, pedenya tinggi, gak pemalu, dan dia sudah biasa begitu dimana saja, bukan mau sok sok-an.
Saya bilang ke dia,
“Mungkin dia kepingin pakai kacamata bolong kayak kamu cuma malu,”.
Makanya saya larang ketika Nayla memutuskan untuk tidak pakai
bando atau kacamata bolong lagi.
“Kalau kamu masih nyaman pakai itu, pakai saja, jangan sampai kamu gak pakai karena ada orang yang tidak suka, guru kamu aja gak melarangkan”.
“Kalau kamu masih nyaman pakai itu, pakai saja, jangan sampai kamu gak pakai karena ada orang yang tidak suka, guru kamu aja gak melarangkan”.
Sampai akhirnya suatu hari, lagi-lagi ketika pulang
sekolah dia cerita kalau dia nangis tadi sekolah.
Penyebabnya adalah ketika jam istirahat, dia didorong sampai jatuh ke lantai, tidak luka sih hanya harga dirinya yang terluka.
Penyebabnya adalah ketika jam istirahat, dia didorong sampai jatuh ke lantai, tidak luka sih hanya harga dirinya yang terluka.
Dia tidak sempat cerita ke gurunya, karena sudah bel masuk
dan mau ulangan. Untungnya anak saya gak cengeng banget jadi ketika masuk kelas tangisnya sudah reda (menurut pengakuan dia).
Kok jadi serius begini ya, akhirnya saya whatsapp wali
kelasnya, saya ceritakan kejadiannya plus nama anak pelakunya. Wali kelasnya janji
untuk memanggil anak itu esok harinya.
Selain itu saya coba untuk mendapatkan nomer telfon
genggam orang tua anak ini melalui teman yang kebetulan punya anak yang sekelas
dengan pelaku.
Saya tidak bermaksud untuk menelfon orang tuanya, hanya untuk berjaga-jaga, kalau kejadiannya lebih jauh dari sekedar mendorong sampai jatuh, mungkin saya harus memberitahu orang tuanya.
Kenapa saya tidak langsung menghubungi orang tuanya? karena bila ada masalah dengan anak saya di
sekolah, saya serahkan dulu kepada guru untuk menyelesaikan.
Kalau masalah tetap berlanjut nantinya, mungkin saya minta
untuk ketemu orang tuanya dengan didampingi guru tentunya.
Seperti yang mak Nia bilang di Blognya, menghadapi anak yang sudah kena bully, kita harus bijak, jangan mengikuti emosi dan segera menghubungi wali kelas bila keadaan makin serius.
Seperti yang mak Nia bilang di Blognya, menghadapi anak yang sudah kena bully, kita harus bijak, jangan mengikuti emosi dan segera menghubungi wali kelas bila keadaan makin serius.
Saya sih berharap besoknya masalah selesai deh. Kebetulan
anak saya pergi dan pulang dengan ojek langganan, makanya ke esokan harinya saya menawarkan diri
buat mengantar dia ke sekolah.
Jawabannya mengejutkan, “gak usah ma, mama sudah bilang sama bu Sri (wali kelasnya) kan, Nayla juga sudah
minta Jasmine buat nemenin dan fotoin anak itu nanti,”.
Jasmine salah satu teman dekatnya kebetulan bawa telfon genggam yang ada kameranya (waktu itu belum ada larangan).
Jasmine salah satu teman dekatnya kebetulan bawa telfon genggam yang ada kameranya (waktu itu belum ada larangan).
Aduuh anak mama ini, kadang cengeng sedikit, kadang suka ngambek tapi kadang juga sok tegar …. sedikit. Dia janji nanti tidak akan main atau ke kantin sendirian, minimal ada satu sahabat yang menemaninya
Eh bener lo mereka berdua berhasil foto anak itu dan dikirim ke whatsapp saya, perundung itu raut mukanya jutek, sepertinya bukan anak yang happy hi…hi….☺
Eh bener lo mereka berdua berhasil foto anak itu dan dikirim ke whatsapp saya, perundung itu raut mukanya jutek, sepertinya bukan anak yang happy hi…hi….☺
Dan hari itu gurunya berhasil mempertemukan kakak kelas
dan nayla. Sudah saling bermaafan dan menjelaskan alasannya cuma iseng,
hadeeeeeh.
Tapi dia sudah janji untuk tidak mengulangi, jadi drama
bully membully ini hanya berlangsung kurang dari
setengah semester.
Saya bersyukur anak saya mau dan bebas cerita apa saja sama
kami orang tuanya, yang kadang saya mendengarkan sambil cuci piring, nonton tv atau
lagi balas sms ha…ha….
Sebelumnya saya sudah bilang, kalau saya lagi mengerjakan sesuatu cerita saja, mama tetap dengerin kok.
Sebelumnya saya sudah bilang, kalau saya lagi mengerjakan sesuatu cerita saja, mama tetap dengerin kok.
Coba kalau anak saya tidak biasa bercerita, dan saya juga
tidak pernah menanyakan sesuatu ke dia, pasti ceritanya akan lain.
Selain itu saya biasa pas tidur mengusap sama pijat-pijat pelan badan
Nayla dari kepala sampai kaki jadi kalau ada sesuatu yang janggal akan
ketahuan.
Ada yang menyarankan membekalinya ilmu bela diri, dia belum berminat, hobbynya
masih beryanyi, menggambar, menari sama balet.
Untuk sementara kami menyelesaikan masalah dengan
orang lain dengan cara bercerita dan diskusi, selama ini efektif sih. Saya memang berusaha untuk mengenal teman-teman anak saya dan orang tuanya.
Kebetulan juga sejak anak saya mulai sekolah, kita para orang tua ini juga membuat grup khusus untuk kegiatan sekolah. Jadi bisa cepat ketahuan bila ada masalah dengan anak-anak kami.
Tidak lupa, doa saya selalu untuk Nayla, "Semoga kamu kuat dan bisa menyelesaikan masalah dengan caramu sendiri ya nak".
Kebetulan juga sejak anak saya mulai sekolah, kita para orang tua ini juga membuat grup khusus untuk kegiatan sekolah. Jadi bisa cepat ketahuan bila ada masalah dengan anak-anak kami.
Tidak lupa, doa saya selalu untuk Nayla, "Semoga kamu kuat dan bisa menyelesaikan masalah dengan caramu sendiri ya nak".
Sekarang di usianya yang hampir 11 tahun ini, saya kangen deh lihat dia pakai kacamata bolong. Sudah mulai bosan kayaknya, kecuali pakai bando atau jepit rambut☺☺☺.
#KEBloggingCollab - Grup ke 15 Yohana Susana
#KEBloggingCollab - Grup ke 15 Yohana Susana
Hanya iseng katanya?? Hadeeuh... Untung saja, udah gak ada lagi perundungan yang dialami Nayla ya...
BalasHapusEh Nayla emang modis ya...senang dengan pernak-pernik cewek π
Hi.. Hi... Iya mak, urat malunya belum ada. Semoga anak2 kita bisa menghadapi semua masalah tanpa harus takut ya
BalasHapushahah ada-ada aja idenya.. semoga setiap anak bisa tegar dan tegas yaa
BalasHapusIya mak putu, yg penting mereka mau cerita apa saja sm kita
BalasHapusNayla cantik dan imut...
BalasHapusuntung ya mak anaknya mau cerita jadi cepat ketauan
Kadang aku mikir, mereka punya keberanian macam apa yang membuat mereka bisa berbuat sebegitu sadisnya? Terhadap adik kelas apalagi...
BalasHapusHarusnya mereka melindungi yang lebih kecil yaa...biar kharismanya kluar.
Heehhe...((kharisma))
atau di rumah mereka sering dimarahin dilampiaskan di sekolah
HapusSebagai orang tua kita perlu bijak ya mak dalam merangkul anak-anak kita dari bullying ini.
BalasHapusiya mak neti, konsultasi sama guru dan berkomunikasi dengan orang tua murid lainnya juga perlu banget
HapusDuh, ternyata pada punya pengalaman bullying juga, ya. Miris denger cerita-cerita bullying ini. Tapi gapapa, selama kita bisa bijak, dan anak bebas cerita, bullying mungkin gak sampe parah. Salut buat Nayla. Terus pede dan bawel, ya. Itu bisa jadi senjata buat bela diri. :)
BalasHapus