Happy 13th Merlion Birthday Nayla

Hi Mom...
Liburan itu enaknya pakai travel atau jalan sendiri? kalau gw sih enaknya jalan sendiri. karena selain lebih murah, waktu dan tempat yang mau didatangi bisa diatur sesuai mood. 

Apalagi kalau perginya cuma beberapa hari, harus pintar pintar bagi waktu. Kali ini kita  lakukan ketika Nayla mau ulang tahun ke 13, 12 oktober 2019 lalu.

Izin dari sekolah hanya boleh sehari, kecuali umroh boleh 10-12 hari. Pop juga sama nasibnya, kerjaan lagi padat jadilah kita pilih merayakan ultah Nayla di Singapore saja selama 3 hari 2 malam.
Singapore jadi pilihan karena waktu kami ke Malaysia Februari lalu, gak sempat nyebrang karena gw batuk. Parah gak parah sih batuknya tapi bikin gak doyan makan, gak kuat jalan jauh rewel dan bawel gitu deh padahal changi lagi cantik banget dihias sama pernak pernik Harry Potter. 

Lets go lah mari kita pesan tiket pesawat lagi sama teman baik yang gw kenal di Fb, namanya Kiki Aurora. Tiket Lion Air untuk tanggal 11-13 Oktober seharga 4,5 juta PP untuk kita bertiga sudah dapat, jam keberangkatannya asik 8.20 wib sedangkan pulangnya 14.20 waktu singapore yang beda hanya 1 jam dengan Jakarta.

Kalau hotel eke dong yang cari sesuai budget, tapi tetap harus nyaman. Pastinya hotel harus dekat kemana mana dan kebetulan Singapore negara kecil, begitupun dengan kamar tidur dan mandi juga harus nyaman.

Pertimbangan lokasi dan harga (1 dollar Singapore = 10 ribu) yang bikin gw puyeng wkwkwkwk, karena sesungguhnya gw gak bisa nginap di hostel yang tidurnya rame rame bareng orang lain. 

Bukan karena pakai hijab, gw gak bisa berbagi kamar mandi dengan orang lain (yang gak dikenal) kalau lagi nginap di hotel. 

Kalau malam eke bisa bolak balik ke kamar mandi, bisa terganggu yang lain. Pingin bebas juga di kamar, pakai kaos pop aja apalagi kami selalu bersama Nayla dan pingin ngasih surprise tengah malam.

Akhirnya hotel 81 Dickson di Little Indian jadi pemenangnya. Gw share harganya ya mom buat jadi pertimbangan ikutan pilih atau enggak, harganya 900 ribu rupiah permalam (sudah pajak) bisa dibayar 1 minggu sebelum keberangkatan.

Hotel sama tiket beres, tinggal siapin koper dan ransel. kita memang dapat gratis bagasi masing masing 7 kg tapi gw cuma mau bawa koper satu, ransel 2 dan tas jalan buat dibawa masing masing.

Selain itu sepatu yang nyaman untuk jalan (Singapore kecil dan banyak area yang bisa dilihat dengan jalan kaki) payung lipet, topi, kacamata hitam, kipas dan botol air minum. Obat astma dan perintilan perintilannya serta peralatan lenong dan mandi juga gw siapin.

Itinerari gw simple kok, buat waktu yang singkat kita gak mau ngoyo namanya juga liburan ya harus santai. 

Hadiah buat Nayla sudah gw beli di Jakarta bahkan lilin ultah dan korek api juga gw bawa  (lah ini yang Padang sapose...), pop kan gak merokok ribet nanti cari pinjaman korek api tengah malam

Day 1
Rencananya maksi dan explore bandara Changi sedapat dan segempornya kaki.  Ke hotel trus menyambangi Bugis Junction dan Mustapha
Pukul 5 habis subuhan lewat sedikit kita sudah pesan Grabcar buat langsung ke bandara Soeta. kita dapat pengemudi yang enak, ramah dan orang media juga namanya pak Amin (081311022578). 

Sila kalau ada yang mau pesan dadakan kemanapun bisa WA dulu nanti pas ketemu di lokasi bisa pesan lewat aplikasi, aseeek kalimatnya be-rima geneeee.
Tiba di Bandara Soeta sekitar pukul 6.20an di terminal 2F, Langsung cek in dan siap siap boarding. Kebetulan pesawat Lion Air kita parkirnya jauh jadi kita nyamperin pakai bis bandara, ngebut boook supirnya kek kebelet pipis, tenang aja cuy satu pesawat pan di bis ini masa ketinggalan pesawat.

Anyway setelah tertidur di pesawat selama lebih dari 2 jam, kita sampai di terminal 3 Changi dan pingin nyobain maksi di staf kantin yang beken itu gw sampai simpen video menuju lokasinya biar gak nyasar. 

Sayang si Nayla rewel udah laper bahkan diminta sholat Dhuhur dulu gak mau saking laparnya hi...hi.... Akhirnya maksi yang ada depan mata aja Burger King.


Kelar makan dan sholat, kita bertiga nyamperin Butterfly Garden yang ada di terminal 3. Seru loh banyak banget kupu kupunya, ada air terjun mini buatan dengan aroma udaranya yang manis karena ada beberapa buah seperti nanas yang sengaja diletakkan untuk jadi camilan para kupu kupu.

Habis itu kita jalan lagi nyamperin kereta gratis yang bisa antar kita ke terminal 1, maklum ya Changi ini 7 tahun berturut turut jadi bandara terbaik di dunia versi Skytrax itu luaaaas banget. Maaf gak mampir ke terminal 2, udah menjelang sore gak sabar pingin lihat Jewel. 

Jewel ini destinasi baru di Changi tepatnya dibuka 17 april 2019, salah satu atraksi utamanya taman dalam ruangan empat lantai yang namanya Forest Valley isinya ribuan pohon, tanaman dan bunga.


Selain itu, nah ini dia jeng...jeng.... Rain Vortex air terjun setinggi 40 meter, air terjun ini nih katanya menjadi air terjun dalam ruangan tertinggi di dunia. 

Untuk melihat ini kita keluar dulu melalui bagian imigrasi, kelar cek dokumentasi dan isi formulir kita ke pintu keluar menuju Jewel.

Tuh kan seru dan menggetarkan ya, katanya kalau malam hari air terjun ini lebih cantik karena ada cahaya warna warni di air terjunnya. Kita cukup lihat yang siang aja deh, karena harus segera cek in ke hotel.

Di Changi tepatnya dekat Jewel terminal 1, Pop beli kartu Internet sebesar 100 Gb (gak ada yang lebih kecil) seharga 32 dollar untuk share bertiga. 
Pop juga beli 3 kartu untuk naik MRT LRT dan Bus, isinya masing masing @5 dollar, sedangkan kartunya seharga @2 dollar kalo gak salah.
Dari Changi kita naik MRT ke Bugis Junction (pindah halte 2 kali), habis itu lanjut naik Grab car ke hotel 81 Dickson di Little India.


Kebetulan mas resepsionis hotel baik banget kita dikasih kamar yang ada jendelanya menghadap jalan, maklum harga promo di hotel ini dikasih yang gak ada jendela serasa di penjara kan ya. 

Kelar cek in, kita siap siap mau beli oleh oleh dan makan malam di Bugis Junction, Karena sudah malam ke Bugis Junction kita naik Grab car. 
Kelar maksi kita belanja oleh oleh di Bugis Food Street yang letaknya ada di seberang Bugis Junction.

Rekap hari pertama, yang gak kesampaian hanya menyambangi Mustapha karena cape dan malam. Tapi sudah dapat oleh oleh tentunya dan cemilan kita plus cake 1 slice buat ultahnya Nayla, kalau beli yang besar ketahuan deh sama dia.


Cuma nih karena sampai hotel sudah malam lebih dari pukul 22, si unyil ini gak mau bobo malah pingin nunggu pukul 00, hadeeeh. Surprise harus jalan terus dong yaaaa.

Day 2

Rencananya ke Universal, Merlion dan sekitarnya, Orchard Road dan Garden By The Bay
Jam 10 waktu Singapore kita cuuus sama Grab car ke Vivo City Mal, pingin menghemat waktu aja sih pakai transportasi online dan harganya masih terjangkau.


Sampai di Vivo City Mal, muter muter sebentar di malnya baru ke lantai paling atas untuk beli tiket monorel ke Universal. Tiket seharga @4 dollar atau 40 ribu pp per orang, ini akan mengantar kita  ke beberapa stasiun di Sentosa Island bolak balik sampai tepar.

Karena kita fokusnya USS (Universal Studio Singapore), ehm maksudnya gw yang pingin foto di depan USS, kita turun di Universal. Gak bakal nyasar deh bola dunia dengan tulisan Universal Studio yang berputar tanpa lelah terlihat dari dalam monorel.

Kami gak beli tiket masuknya, karena dari Jakarta bahkan hingga di Singapura Nayla sudah bilang gak mau , maunya ke Disneyland hadeeeh. Tapi jangan salah, banyak tempat di luar yang bisa dilihat dan free.


Bahkan karena iseng, pas pulang setelah kita maksi di Universal kita naik monorel ke Vivo City Mal tapi pop ngajak kita masuk monorel lagi naik ke arah Universal, pingin nyobain sampai stasiun terakhir.

Gak sia sia sih kita dari dalam monorel bisa lihat biangnya Merlion Guedeeee banget. Di stasiun terakhir ternyata banyak wahana seperti Singapore Cable Car dan Vertical sky Walk plus pantai Siloso Beach Resort Santosa, yang pasirnya putih banget sayangnya panas euy, payung kita berguna banget di sini.
Habis itu kita  balik ke Vivo City Mal dan naik monorel lagi menuju Clarke Quay. Menurut info dari sana tinggal jalan kaki atau pakai kendaraan menuju Merlion, Marina Bay Sand, Singapore Flyer dll.

Sempat salah jalan, tapi malah beruntung karena bisa duduk duduk menikmati sore sambil lihat Singapore River Cruise dan beberapa berang berang yang berenang di air kali yang bersih.
Lanjut jalan kaki ke arah  The Fullerton Hotel wah ini sih lebih asik lagi banyak tempat untuk jalan kaki, sepedaan sambil lihat gedung gedung tinggi di seberang sungai yang jernih banget.
Daaaaan ketika ada beberapa gagak yang terbang dan bersuara kencang kita berdua gw sama Nayla, langsung nyanyi dan pake gerakan tangan yang lagi hits, entaaaah apaaa yang merasukimuuuuuu wkwkwkwkwkwkwk, sudah merasuk ke dalam darah dan daging itu lagu.

Akhirnya menjelang senja sampai juga kita melihat ikon ikon Singapore. Ribuan orang di sana pop cape jadi cuma foto di depan Merlion kecil, hanya gw dan Nayla yang sibuk ambil foto foto sampai akhirnya Nayla moody karena cape dan lapar untung gak tantrum sambil guling guling hi...hi....
Kita balik lagi ke Bugis Junction dengan Grabcar untuk makan malam dan beli beberapa oleh oleh tambahan trus balik ke hotel, penat sangat.

Rekap hari kedua yang gak sempat di datangi, Garden by The Bay sama Orchard Road, tapi dapat pantai Siloso dan menikmati sore di pinggir Sungai Clarke Quay.
Day 3
Rencananya ..... pulang dong๐Ÿ˜‹, pinginnya bisa jalan jalan sebentar di Changi karena pesawat 14.20 waktu Singapore.
Karena tidur kita sudah larut banget, habis sholat shubuh Nayla tidur lagi (hadeh udah kayak di rumah aja ni anak). Pop kepingin jalan pagi menyusuri sekitar hotel di jalan Little India, sayang gw gak bisa ikut tuan putri masih bobo di kamar gak tega ditinggal sendiri.

Pulang jalan pop bawa sarapan nasi lemak 3 bungkus (dua pakai telur dicabein, satu pakai terong dan sayur kacang panjang). Harganya sebungkus @3 dollar alias 30 rebong wadadidaaaaw, padahal lauknya sederhana.

Yo wees kan sudah tahu dari dulu Singapore tingkat ekonominya paling tinggi di dunia, yang murah pasti adalah. Kalau waktunya lebih lama buat belusukan pasti ketemu yang murce murce.

Ke Changi kita pesan Grabcar lagi, perjalanan lancar tapi ada kendala sedikit ketika di imigrasi. Pasport Nayla delay gak langsung nongol di layar, akibatnya dia harus antri cek dari awal. 
Kasihan sih lihatnya dia harus mundur dan putar balik ke antrian cek manual. Gpp deh biar mandiri, kita tungguin dia di luar antrian gak lupa gw selalu melambaikan tangan setiap kali dia cari muka kita biar dia tenang.

Sayang makan siangnya kelamaan terus  lanjut sholat, jadi gak sempat keliling Changi. Habis itu kita lihat banyak yang lari lari otomatis dong kita ikut lari menuju tempat boarding yang lumayan jauuuuuh saking luasnya.

Pemeriksaan bagasi  kali ini lumayan lama, karena selain lebih teliti bongkar bongkar koper segala yang ngantri juga panjang banget.

Sampai di Soekarno Hatta lagi, Nayla kepingin nyobain pulangnya naik Damri. Akhirnya kita antri tiga tiket Damri jurusan Rawmangun @40 ribu.

Makan malam dulu di sate padang depan pasar pagi Rawamangun, baru deh pesan Gocar untuk menuju rumah.

Biarpun saya jatuh cinta dengan Singapore dan pingin ke sana lagi, tapi buat kita gak ada yang senyaman rumah deh.

Komentar