Sinar Mas Bantu Tenaga Medis Lawan Covid-19


Hi Mom...

Sudah satu minggu nih sejak covid-19 jadi pandemi, Nayla dan suami di rumah. Belajar, kerja dan keruntelanlah kita bertiga, saya pribadi sih senang plus lega melihat mereka akhirnya bisa berkegiatan di rumah.

Masih teringat ketika mereka belum mendapat kepastian untuk social distancing, saya ketar ketir di rumah. Gimana enggak, Nayla bilang sabun cair di kamar mandi sekolah sudah habis.

Nayla memang saya bawain hand sanitizer tapi tetep parno dengan kesehatan dia di sekolah. Apalagi saya gak bisa membujuk suami saya buat bawa kendaraan ketimbang naik moda transportasi umum ke kantornya di Jakarta Selatan.

Setelah semuanya berkumpul, pekerjaaan rumah kita selanjutnya adalah nyari masker. Masker ini sejak bulan lalu sudah gak ada dimana mana, apalagi sekarang.

Kebayang gak bagaimana keadaan para petugas medis kalau peralatan yang melidungi mereka dari covid-19 kosong.

Kalau mereka tidak terlindungi bagaimana nasib kita?

Saya punya sepupu biasa saya panggil kak Yanti yang jadi bidan pelaksana di puskesmas Kunciran Tanggerang. Sekarang dia tiap hari pakai baju isolasi untuk para pekerja medis atau biasa disebut alat pelindung diri atau APD yang mirip kostum astronot.
kak Yanti
Baju ini mihiiil banget harganya di atas 300 ribu rupiah, jlebnya lagi selain baju ini mahal, hanya sekali pakai pula gooosssh. Saat ini persediaan baju ini katanya sudah menipis, di beberapa tempat ada yang pakai jas hujan parasut yang tipis itu, double jleb deh.

Sedih..bukan karena saya punya sepupu yang jadi bidan tapi bayangin deh kalau para pekerja medis ini terpapar siapa yang akan merawat kita nanti.  Oooooh saya gak berani bayangin, nulis ini saja saya gemetar.

Secercah Harapan Dari Sinar Mas

Untungnya ada kabar baik yang bikin lega hati, 19 Maret 2020 Sinar Mas bersama perusahaan lain di bawah naungan KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menggalang dana sebesar 500 miliar rupiah, uwooooow. 

Penggalangan dana ini dilakukan sebagai dukungan bagi ujung tombak penanggulangan pandemi virus corona atau covid-19.
Dok. IG Sinar mas
Menurut Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto, Selain Sinar Mas ada kurang lebih 8 perusahaan  yang sudah konfirmasi akan berdonasi. Mereka masih menunggu pengusaha lain untuk kepedulian sosial ini.

Bantuan disalurkan melalui Kementrian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Untuk menumbuhkan empati dan kepedulian terhadap para tenaga medis yang berjuang di lapangan dalam merawat para pasien yang positif corona.

Donasi yang terkumpul nantinya untuk melengkapi peralatan kesehatan bagi tenaga medis. Karena kecepatan dan ketepatan penanganan menjadi kunci memerangi pandemi covid-19.

Seperti yang dikatakan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sekaligus CEO DAAI TV Indonesia, Hong Tjhin selepas melakukan penyerahan simbolis kepada Ketua PBNU Bidang Kesehatan yang juga Pembina Tim COVID-19 PBNU, dr. Syahrizal Syarif di kantor Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB).

Donasi bertahap  akan berbentuk peralatan uji cepat (rapid test kit) sebanyak 1 juta buah, 20 ribu baju isolasi (coverall safety), 4 unit alat bantu pernapasan (ventilator), berikut 1 juta masker. Penyaluran bantuan berlangsung di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan dan BNPB.
Dok. IG Sinar Mas
Bahkan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia telah menyerahkan bantuan berupa APD seperti baju isolasi, masker, kacamata, sarung tangan, juga ventilator bagi Kementerian Kesehatan dan beberapa rumah sakit seperti RSPAD Gatot Soebroto, RSPI Sulianti Saroso dan RSUP Persahabatan.
Seluruh penyaluran donasi berikut perusahaan yang berpartisipasi akan dilaporkan kepada Presiden secara berkala. Semoga makin banyak perusahaan yang ikutan ya.

Rapid Tes Kit

Semangat dan jadi lebih optimis penanganan pasien corona akan berjalan lebih baik. Karena nantinya akan ada 1 juta buah peralatan uji cepat (rapid test kit). Hanya cukup dari hasil pemeriksaan darah bisa ketahuan lebih cepat kita tertular virus corona atau tidak.

Rapid test memiliki alat pemeriksaan bawaan untuk mencegah hasil tes positif atau negatif yang palsu serta memiliki akurasi yang sangat tinggi.

Yang melegakannya lagi pasien pada tahap awal infeksi dapat diindentifikasi lebih cepat dan berpotensi membantu mengurangi penyebaran virus corona.

Beda dengan yang dilakukan sebelumnya dengan metode swab. Yaitu mengambil sampel dari lendir dan saluran pernafasan. Caranya dengan mengusap menggunakan alat khusus di mulut dan hidung.

Umumnya hasil tes corona dengan cara ini gak langsung  keluar hasilnya. Nah kemungkinan orang yang melakukan ini sambil menunggu dia bisa saja bosen terus jalan deh kemana saja yang berpotensi menyebarkan virus (kalau ternyata dia terpapar).

APD Alat Pelindung Diri

Baju isolasi untuk para pekerja medis yang masuk sebagai alat pelindung diri atau APD ini mirip kostum astronot. kebayang kan panasnya pakai baju seperti ini seharian, acung jempol untuk mereka ya mom.

Nah baju ini seperti yang saya bilang sebelumnya selain mahal sudah mulai jarang di pasaran. Padahal baju ini hanya sekali pakai alias langsung buang setelah dikenakan seharian.

Pada akhirnya ketika baju ini habis dan tidak ada cukup dana untuk membeli APD, ada yang menggunakan jas hujan untuk melindungi dirinya ketika mengurus pasien. 

Miris kan  kala melihat mereka memakai jas hujan yang tipis dan gak ada pelindung yang bisa melindunginya dari terpaparnya virus pasien corona.

Yuuuk kita sebagai masayarakat awam melakukan apa yang kita bisa, patuhi anjuran untuk bekerja dan belajar di rumah, hidup sehat dan jangan lupa untuk bahagia.

Berdiam di rumah bisa menyetop penyebaran covid-19, dokter gak kewalahan terima pasien. Semoga kehidupan  dan perekonomian secepatnya kembali normal ya mom.

Komentar

  1. Alhamdulillah ya mba banyak pengusaha seperti Sinar Mas dan yang lainnya mau berbagi untuk tim medis, semoga keadaan kembali normal dan corona segera pergi dr negara Indonesia tercinta 😍

    BalasHapus

Posting Komentar