Hanya Yudi Efrinaldi yang Bikin Es Gak Beres Jadi Sangat Beres

Hi Mom...

Siapa sih yang gak suka dengan ice cream, Juice atau aneka jenis minuman dingin lainnya yang penuh dengan aneka topping yang enak-enak. Apalagi cuaca saat ini mendukung banget, panas kering kerontang karena kemarau dan udara juga lagi gak bersih.

Nah disaat seperti itu saya kebetulan lagi nonton podcast dengan salah satu pemilik minuman dingin bernama Yudi Efrinaldy. Yang bikin saya tertarik untuk nonton terus nama minumannya gak umum, "Es Gak Beres".

"Foto: milik Yudi Efrinaldi.jpeg"
Loh kok namanya aneh dan gak umum begini, yang tadinya hanya sekedar nonton podcastnya, saya mulai gugling cari tahu es yang unik ini.

Kebetulan saya bisa bertanya sedikit kepada Yudi walau hanya melalui whatsapp karena kebetulan lelaki kelahiran Asahan Sumatera Utara 34 tahun ini sampai sekarang masih tinggal dan berbisnis di sana sedangkan saya tinggal di Jakarta.

Sebelum ngomongin Es Gak Beresnya yang mulai menggurita, karena jadi perantara rezeki bagi lebih dari 40 orang pegawai di Kabupaten Asahan dan 500 lebih outlet di sejumlah provinsi di Indonesia  kita flashback dulu ke pekerjaan awalnya sebelum berjualan es ini yuk.

Memulai usaha dari nol 

Awalnya Yudi bekerja sebagai pegawai honor non-PNS di Satlantas Polres Asahan sampai 2017, karena dia memberanikan diri untuk resign dari pegawai honorer di Polres. 

Lepas dari sana dia mencoba peruntungan menjadi penjual bubur ayam. Namun, usahanya ini hanya bertahan sampai satu tahun saja, karena masalah lokasi yang sering menumpang-numpang di pinggir jalan dan cuaca yang sering hujan. 

Usaha bubur berhenti Yudi mencoba usaha kedua  membuka ojek online lokal di Kecamatan Kota Kisaran Timur, Kabupaten Asahan yang dinamakan Kijek (Kisaran Ojek). Eits waktu itu memesannya tidak pakai aplikasi ya tapi cukup dengan whatsapp. 

Untuk ukuran Asahan usaha ojek onlinenya ini sebenarnya cukup membantu bagi masyarakat. Tapi lagi-lagi terpaksa gulung tikar tahun 2019, karena  operator ojek online dengan nama besar dari ibu kota masuk ke Asahan. 

Kijek milik Yudi kalah bersaing tapi bukan Yudi Efrinaldi namanya kalau patah semangat, dia banting setir menjadi penjual pisang goreng. Cukup tiga bulan usahanya ini berjalan, karena selama bukan Ramadhan ternyata pisang goreng bukan penganan yang dianggap pas untuk berbuka puasa.

Bener juga ya saya juga sebelum insyaf dan mulai diet gorengan kalau berbuka puasa nyarinya pasti bakwan atau risoles goreng. Tapi lagi-lagi Yudi bukan pemuda yang pantang menyerah, di bulan Ramadhan yang sama dia memutuskan kembali berjualan.  

Usahanya kali ini adalah jualan minuman es menjelang buka puasa, es yang dia jual semacam jus dari buah-buahan yang di blender. Sempat viral karena dipromosikan di media sosial, mulai semangat dong karena membuahkan hasil yang lumayan.

Saat itu yang menjual minuman seperti dirinya ada beberapa penjual, tapi karena harganya bersaing alias lebih murah dan sempat viral dagangannya laris manis. Saking larisnya es belender buatannya habis lebih dulu ketimbang penjual lainnya, disinilah lahirnya nama es yang nyeleneh ini.

Es Gak Beres

Jadi nih ceritanya ada salah satu temannya yang selalu kehabisan setiap kali kepingin beli es buatannya. Dia bilang (tentunya dengan logat Medannya), "Es kau gak beres, cepat kali abisnya". 

Di kemudian hari, kata-kata sang teman itulah yang menginspirasinya menjadikan nama produknya yaitu Es Gak Beres. Makanya selesai  Ramadhan 2019, Yudi gaspol untuk kembali menjual produk yang sama yaitu es buah blender tadi. 

"Foto: yummyadvisor.id.jpeg"
Tapi ternyata produknya jadi berbeda saat dia berjualan setelah Ramadhan, waktu itu dia membuat es buah belender beberapa saat menjelang berbuka puasa. Sedangkan waktu jual sesudah Ramadhan rentang waktunya lebih panjang, dari pagi sampai sore hari.

Karena es buah blendernya sudah dibuat  sejak pagi, buahnya jadi mengendap dan gak fresh lagi. Akibatnya rasa esnya jadi tidak enak, padahal nih Es Gak Beres ini punya campuran dari beberapa buah pilihan yang enak-enak kayak rasa durian, sirsak, mangga dan jeruk.

Akibatnya dia diprotes para pembeli yang sudah jadi pelanggannya sejak bulan puasa lalu, ayah dari empat orang anak ini putar otak agar dapurnya tetap ngebul dan pundi-pundi uangnya bertambah.

Youtube jadi jalan ninjanya untuk bisa kembali berjualan. Dari sana dia melihat beberapa referensi yang coba dipraktekkan di malam hari sampai akhirnya menemukan formula yang pas buat bikin es blender buah tetap enak dan fresh. 

Usahanya tidak sia sia akhirnya  dia menemukan racikan baru, yaitu menggabungkan bubuk rasa, susu, dan sirup. Menurutnya rasa dan cara ini sudah pas dan tidak terlalu beresiko karena tidak menggunakan buah-buahan segar lagi. 

Terbukti ketika dia kembali jualan Es Gak Beres pelanggannya balik lagi karena mereka mengganggap rasa yang baru ini lebih enak dan unik.

Dari mana Yudi mendapat bahan baku minuman dalam jumlah besar? ternyata nih di Bogor, Jawa Barat ada pabrik bubuk rasa yang membuat bahan baku dibutuhkan Yudi.

Pabrik di Bogor ini kelak menjadi rekanan untuk bubuk rasanya saja, sedangkan bahan campuran lainnya bisa didapatkan di Asahan.

Es Gak Beres mulai menggurita

Outlet yang awalnya hanya punya satu mulai dilirik orang, apalagi setelah viral (biasakan ya orang Indonesia kalau yang viral pasti suka). Makanya banyak yang pingin jadi mitra, Yudi sih setuju saja tapi ini bukan dalam bentuk franchise atau waralaba

"Foto: Republika.co.id.jpeg"
Buat yang berminat untuk jadi mitra, cukup membeli bahan ke Yudi dan menjual minuman dengan merek Es Gak Beres. Makanya dia tidak nerima royalti, barulah kalau mitra gak beli bahan baku dari dia,  mereka kena sanksi dan merek dicabut.

Untuk membeli bahan-bahan Yudi sebetulnya tidak memaksa calon mitra membeli dengan nilai tertentu, mungkin dia tahu bagaimana rasanya tidak punya modak cukup tapi pingin punya usaha. Tapi dia juga punya paket-paket terjangkau.

"Foto: WA Yudi Efrinaldi.jpeg"

"Foto: WA Yudi Efrinaldi.jpeg"
Bagi yang sudah setuju, mitra diberikan pelatihan dan pembinaan awal oleh Yudi. Dan akan dilakukan pemantauan untuk evaluasi.

Kepada saya Yudi mengatakan kalau nama Es Gak Beres ini sudah terdaftar di hak paten dan sudah bersertifikat halal nah asik kan yang mau bermitra jadi merasa nyaman.

Menurut anak pertama dari enam persaudara ini, sebetulnya Es Gak Beres ini sama saja dengan es  sejenis, yang membedakan daya tarik brand dan harganya terjangkau.

Bukan tanpa alasan dia pasang wajahnya sebagai logo di merek Es Gak Beres, biar beda atau lebih tepatnya merek yang diluar kebiasaan masyarakat Indonesia yang membuat brand itu jadi lebih menarik minat orang.

Makanya hingga hari ini sudah terdaftar lebih dari 500 outlet. Lokasi outlet terbanyak paling dominan di Sumatera, Aceh, Lampung, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. 

Dengan rata-rata penjualan hingga 300 cup per hari dengan omzet antara 300 ribu hingga 1,5 juta rupiah. Yang dulu hanya sebuah gerobak kecil di pinggir jalan, kini Yudi bisa meraup omzet antara 100 hingga 150 juta per bulan dari penjualan bahan baku ke mitra cabang.

Ketika saya tanya gak pingin buka di Jakarta mas?, Pria yang hobi baca buku dan sepak bola ini mengatakan, "Boleh aja kalau ada yang mau bermitra dari Jakarta," Aamiin semoga nanti merambah Jakarta juga ya mas.

Buka Cafe untuk menunjang Es Gak Beres

Biasanya kalau berbisnis di usaha kuliner, ujung-ujungnya pasti kepingin punya cafe sendiri. Hal ini juga dilakukan oleh penyuka makanan Indonesia terutama sambal terong ini, dia buat cafe dan resto yang jadi satu lokasi agar kalau penjualan Es Gak Beres agak goyah, dia punya kran pemasukan lain. 

"Foto: milik Yudi Efrinaldi.jpeg"
Perkembangan usaha cafe dan resto ini juga telah membantu mempekerjakan 40 orang karyawan di bidang produksi bahan baku dan 10 orang untuk pengelolaan cafe dan restonya.

Yudi punya alasan kuat untuk menyiapkan tiang penopang bisnisnya karena dia pernah mengalami berbagai macam kendala termasuk saat menghadapi pandemi COVID-19. 

Banyak mitranya berhenti berjualan, otomatis omset pemasukan turun drastis. Yang lebih bikin sedih, tenaga kerja juga dikurangi, walaupun ini dialami semua orang di seluruh dunia.

Selain itu harus punya kemampuan lebih menghadapi kompetitor yang semakin banyak, dia harus belajar positioning produk misalnya biar produk dapat posisi seperti yang diinginkan pasar. Pokoknya berbenah  di sana sini agar lebih survive dan sustain menghadapi perkembangan zaman.

Gak heran karena membuat bisnis yang bisa menyerap tenaga kerja dan menginspirasi orang lain untuk juga berani berwirausaha walaupun hanya memiliki modal yang kecil, dia mendapat penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra di bidang Kewirausahaan.

"Foto: milik Yudi Efrinaldi.jpeg"
Saat ini Lelaki yang masih betah tinggal di Asahan Sumatera Utara dengan keluarganya ini selain masih sibuk mengurusi cafe dan resto Es Gak Beres, dia memberikan materi kewirausahaan untuk pelajar dan mahasiswa ke sekolah sekolah di kabupaten asahan. 

Dia kepingin menanamkan wawasan kepada generasi penerus masa depan Indonesia untuk tetap semangat menjadi apapun termasuk menjadi wirausaha seperti dirinya. Dia ingin mereka tahu bahwa menjadi wirausaha adalah profesi yang tak kalah keren dari profesi lainnya.

Bravo mas Yudi, semoga semua rencana dan impiannya tercapai termasuk rencana melebarkan sayap brand kuliner barunya yang akan di launching bulan November 2023 nanti.

Komentar