 |
mom aja takut naik trampolin:) |
Ini curcolnya pop di fb he...he...
Sempat terpikir untuk kasih nama
Andrea, meminjam nama depan vokalis The Corrs yang cantik itu.
Tapi, kami berdua juga fans berat Alanis Morrisette, jadi
nama Alanis juga masuk dalam nominasi. Entah kenapa, akhirnya nama Andrea
tersingkir dan diputuskan nama depannya Alanis, ditambah Nayla. Lalu, nama
terakhir lumayan mudah, karena lahir di bulan puasa – sesuai perkiraan dokter –
maka Ramadhani sudah paling tepat
Dokter memperkirakan Nayla akan lahir pada 15 Oktober 2006.
Namanya juga perkiraan, bisa tepat dan pastinya bisa meleset juga. 11 Oktober
lepas adzan Maghrib, istri gw udah mulai ngerasa mules dan beberapa kali ke
kamar mandi. Langsung lah gw order Blue Bird dan menuju rumah sakit tempat
persalinan.
Dokter sempat bilang, ketubannya sudah pecah jadi tinggal
nunggu bukaan aja buat segera melahirkan dengan proses normal.
Waktu itu udah jam 9-an di RS Alvernia
Agusta. Setelah ditunggu sampai jam 1 dinihari, kok bukaannya gak
nambah-nambah. Maka diputuskan oleh dokter hardi, kelahiran Nayla melalui
operasi Ceasar.
Karena RS Alvernia tidak ada tempat untuk operasi Ceasar,
maka proses tersebut dilakukan di RS Persahabatan. Operasi dimulai pukul 01.00
dan berakhir sekitar pukul 01.30, ketika keheningan malam pecah oleh tangisan
bayi.
Ah, anak gw udah lahir, kata gw dalam hati. Gak nyangka, akhirnya jadi
bapak juga. Alanis Nayla Ramadhani lahir pada 12 Oktober 2006 di RS
Persahabatan pukul 01.30 dinihari. Beratnya “Cuma” 2,5 kg. Terlihat mungil
sekali ketika suster memperlihatkan Nayla ke gw.
Susah sekali menggambarkan
perasaan gw waktu pertama kali lihat Nayla bayi, antara senang dan juga sedih
karena ngelihat dia terus nangis tanpa henti.
Itulah hari pertama Nayla lahir ke dunia dan menemani hidup
gw dan istri gw. Ada yang bilang, punya anak itu merepotkan, tidak bisa lagi
melakukan rutinitas sehari-hari seperti kita belum punya anak.
Gw sempat punya
pikiran kayak gitu juga, awalnya. Gimana yah bisa nonton ke bioskop kalau Nayla
udah lahir, boleh gak dia diajak nonton ke bioskop ?
Enam bulan, gw sama Hanny puasa nonton di bioskop. Akhirnya,
ketika umur Nayla 6 bulan, gw tanya ke dokternya, “dok, boleh gak kalau Nayla
kita ajak nonton ke bioskop,?” Dengan entengnya sang dokter menjawab,”Boleh
aja, gak ada yang ngelarang".
Tapi kalau di dalam bioskop dia nangis
itu artinya dia gak suka jadi bapak harus keluar. Terus kalau dia gak rewel,
jangan lupa kupingnya ditutup karena telinganya masih sensitif dengan suara
kencang,”kata dokter Hardi.
Ah, no problemo. Gw coba lah ngajak Nayla nonton “Nagabonar
Jadi Dua” di La Piazza, Kelapa Gading. Kereta dorong dititipan di satpam
bioskop, terus gw beli tiket deh.
Sempat deg-degan juga, nangis gak yah
Nayla, karena kita dapat bangku di nomor dua dari depan. Penuh banget yang
nonton film itu. 10 menit pertama, Nayla anteng, eh gak berapa lama kemudian
keluar deh tangisnya yang kencang itu.
Karena dapat bangku paling pojok, gw berdiri sambil
“mengayun-ayun” badan Nayla untuk tidur. Tetap gak bisa, wah gawat ini, harus
keluar bioskop secepatnya biar tidak mengganggu penonton yang lain. Istri gw
langsung berinisiatif untuk ngasih Nayla ASI.
“Mungkin dia haus,”kata istri gw.
Ketika mendapatkan ASI, hilanglah suara tangisan itu dan gw
sama istri bisa nonton film “Nagabonar Jadi Dua” itu hingga selesai. Dan, Nayla
tetap tidur sampai film berakhir. Jadi, siapa bilang punya anak itu bisa
mengganggu kesenangan kita nonton bioskop?.
Itu pengalaman menyenangkan, ada juga pengalaman yang tidak
menyenangkan tentunya. Ketika itu bulan Desember, kalau tidak salah menjelang
Natal, tahun 2008.
Kami tengah mengikuti arisan keluarga
di Depok. Selama acara, Nayla yang biasanya cerewet dan gak pernah berhenti
ngoceh, cuma diam.
Ternyata badannya panas. Gw mutusin untuk gak lama-lama di
acara arisan tersebut dan langsung pulang.
Di perjalanan pulang menuju rumah, panas Nayla makin tinggi.
Puncaknya, istri gw teriak karena ngelihat mata Nayla udah membelalak ke atas
seperti orang step. Langsung aja gw bawa ke RS Dharma Nugraha.
Itulah kali pertama Nayla masuk UGD dan
akhirnya dirawat. Hebatnya, Nayla yang baru berumur dua tahun itu sama sekali
tidak takut ketika harus diinfus.
Kami bertiga melewatkan malam Natal di rumah sakit. Meski
kami tidak merayakan Natal, tapi sedih juga harus menginap di RS pas malam
Natal .
Untungnya, Nayla bukan tipe anak yang rewel selama dirawat di Rumah
Sakit.
Waktu terus berlalu dan Nayla akhirnya merasakan juga
bersosalisasi dengan teman seumurnya di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Hari pertama di PAUD, Nayla masih pakai
baju bebas karena belum dapat baju seragam. Duduklah dia bersama teman-temannya
lain. Ketika pelajaran dimulai, ibu guru melontarkan pertanyaan,”Ayo anak-anak,
siapa yang mau nyanyi di depan kelas,?”.
Tiba-tiba terdengar suara anak kecil
yang menggelegar dan sudah sering kita dengar. “Saya bu Guru,”kata suara itu.
Ternyata Nayla langsung mengajukan diri untuk nyanyi di
depan kelas. Ck..ck..ck… hari pertama PAUD sudah langsung show off . Gak ada
malunya ini anak, he..he….
Nayla ternyata tipe anak yang gampang bersosialisasi. Dia
dengan mudah bermain dan ngobrol dengan teman-teman barunya itu.
Waktu melihat Nayla pakai baju seragam
PAUD dan siap-siap mau berangkat, ahhhhh, rasanya gimana gitu, gak nyangka bisa
membesarkan Nayla sampai jadi anak yang tembem dan menggemaskan (kata
orang-orang sih Nayla mirip gw banget, ha..ha..ha..)
Nayla juga bukan tipe anak yang rewel kalau diajak pergi
jauh. Kita bertiga pernah jalan-jalan ke Magelang untuk menghadiri pernikahan
temen dengan menggunakan bis.
Dari terminal Rawamangun, bus berangkat
jam 7 malam. Di sepanjang perjalanan, Nayla sibuk ngelihat pemandangan lewat
jendela. Pas jam 10, dia ngantuk dan tidur, bangun-bangun ketika bus sudah
sampai di Magelang jam 4 pagi. Tipikal pelor (nempel molor) kayak bapaknya
Sebelumnya, Nayla juga enjoy-enjoy aja waktu naik Kereta Api
ke Cirebon. Dia sibuk jalan-jalan di sepanjang lorong di kereta api sampai
akhirnya bosen dan bobo.
Cuma satu yang belum kesampaian, naik
pesawat terbang (ke bandara dia sudah sering:). Istri gw maunya pengalaman
Nayla pertama kali naik terbang itu harus ke Bali. Jadi, menabunglah dulu biar
bisa liburan ke Bali bertiga.
Mei lalu pas ultahnya hanny, keinginan
untuk liburan ke Bali akhirnya tercapai. Awalnya, gw sama istri mau ngerahasian
perjalanan ke Bali.
Tapi, susah juga berbohong sama Nayla. Jadi, yah tidak ada
rahasia-rahasian. Ketika sampai di Bandara Soetta, Nayla udah excited banget.
“Nayla senang akhirnya bisa naik pesawat,”kata dia.
Anak yang lebay, biasa aja kali, he..he….
Di pesawat, dia duduk dengan tenang sambil foto-foto pakai
HP istri gw. Ini anak kalau disuruh foto emang nomor satu….
Hari ini, Nayla merayakan ulang tahun ke-6. Yup, sudah enam
tahun, Alanis Nayla Ramadhani mewarnai kehidupan gw dan istri gw.
Ada suka dan
tentu ada duka, ada senang dan juga sedih, ada kesal dan ada juga senang,
terkadang marah dan kadang rindu. Campur aduklah perasaan gw buat bidadari
kecil gw ini.
 |
aku 6 thn yaaaay |
Selamat ulang tahun bidadari kecilku,
Alanis Nayla Ramadhani, terima kasih sudah mengajari kami berdua untuk belajar
sabar, dan tentunya maafkan kami berdua apabila sering memarahi dirimu.
Marah
itu kan tandanya kita berdua sayang sama kamu.
Salam cium dari Pop dan Mom
Jakarta 12 Oktober 2012